Selasa, 29 September 2015

EKSTRAKSI DAN KROMATOGRAFI
A.Ekstraksi
1. Pengertian Ekstraksi
            Ekstraksi adalah proses penarikan suatu zat dengan pelarut sehingga terpisah dari bahan yang tidak dapat larut dengan pelarut cair. Seringkali campuran bahan padat dan cair tidak dapat atau sukar sekali dipisahkan dengan metode pemisahan mekanis atau termis. Misalnya saja, karena komponennya saling bercampur secara sangat erat, peka terhadap panas, beda sifat-sifat fisikanya terlalu kecil, atau tersedia dalam konsentrasi yang terlalu rendah. Dalam hal semacam itu, seringkali ekstraksi adalah satu-satunya proses yang dapat digunakan atau yang mungkin paling ekonomis. Teknik ekstraksi sangat berguna untuk pemisahan secara cepat dan bersih, baik untuk zat organic atau anorganik, untuk analisis makro maupun mikro. Selain untuk kepentingan analisis kimia, ekstraksi juga banyak digunakan untuk pekerjaan preparatif dalam bidang kimia organik, biokimia, dan anorganik di laboratorium. Tujuan ekstraksi ialah memisahkan suatu komponen dari campurannya dengan menggunakan pelarut.
2. Metode Ekstraksi
            Metode ekstraksi terbagi menjadi 2 macam:
a.       Ekstraksi cara dingin
         Metode ini artinya tidak ada proses pemanasan selama proses ekstraksi berlangsung, tujuannya untuk menghindari rusaknya senyawa yang dimaksud akibat proses pemanasan. Ekstraksi dingin antara lain:
   - Maerasi, ini merupakan proses ekstraksi menggunakan pelarut diam atau dengan pengocokan pada suhu ruangan. Pada dasarnya metode ini dengan cara merendam sampel dengan sekali-kali dilakukan pengocokan. Pengocokan dapat dilakukan dengan menggunakan alatrotary shakerdengan kecepatan sekitar 150 rpm. Umumnya perendaman dilakukan 24 jam dan selanjutnya pelarut diganti dengan pelarut baru. Namun dari beberapa penelitian melakukan perendama hingga 72 jam. Selama proses perendaman, cairan akan menembus dinding sel dan masuk ke dalam rongga sel yang mengandung zat aktif. Kemudian zat aktif akan larut dan karena adanya perbedaan konsentrasi antara larutan zat aktif di dalam sel dengan yang di luar sel, maka larutan yang terpekat didesak keluar. Peristiwa tersbut terus berulang hingga terjadi keseimbangan konsentrasi antara larutan antara larutan di luar sel dengan larutan di dalam sel. Keuntungan cara ekstraksi dengan maserasi adalah cara pengerjaan dan peralatan yang sederhana. Namun metode ini juga memiliki kekurangan, yaitu cara pengerjaannya yang lama dan ekstraksi yang kurang sempurna.
  - Perkolasi, ini merupakan cara ekstraksi yang dilakukan dengan mengalirkan pelarut melalui bahan sehingga komponen dalam bahan tersebut tertarik ke dalam pelarut. Kekuatan yang berperan pada perkolasi antara lain: gaya berat, kekentalan, daya larut, tegangan permukaan, difusi, osmosis, adesi, daya kapiler dan daya geseran (friksi). Hasil perkolasi disebut perkolat. Perkolasi banyak digunakan untuk mengekstraksi komponen dari bahan tumbuhan. Pada proses perkolasi, terjadi partisi komponen yang diekstraksi, antara bahan dan pelarut. Dengan pengaliran pelarut secara berulang-ulang, maka semakin banyak komponen yang tertarik. Kelemahan dari metode ini yaitu diperlukan banyak pelarut dan waktu yang lama, sedangkan komponen yang didapat relatif tidak banyak. Keuntungannya adalah tidak memerlukan pemanasan sehingga teknik ini baik untuk substansi termolabil (yang tidak tahan terhadap panas).
b. Ekstraksi cara panas
             Metode ini melibatkan panas dalam prosesnya. Dengan adanya panas secara otomatis akan mempercepat proses ekstraksi dibandingkan cara dingin. Metodenya antara lain:
  - Refluks, ini merupakan ekstraksi dengan pelarut yang dilakukan pada titik didih pelarut tersebut, selama waktu tertentu dan sejumlah palarut tertentu tertentu dengan adanya pendinginan balik (kondensor). Umumnya dilakukan tiga kali sampai lima kali pengulangan proses pada residu pertama agar proses ekstraksinya sempurna. Prosedur: Bahan pelarut -> dipanaskan -> pelarut menguap -> pelarut yang menguap didinginkan oleh kondensor -> jatuh lagi -> menguap lagi karena panas -> dan seterusnya. Proses ini umumnya dilakukan selama 1 jam.
   - Soxhlet, ini adalah proses ekstraksi dimana sampel yang akan diekstraksi ditempatkan dalam suatu timbel yang permeabel terhadap pelarut dan diletakkan di atas tabung destilasi, dididihkan dan dikondensaasikan di atas sampel. Kondesat akan jatuh ke dalam timbel dan merendam sampel dan diakumulasi sekeliling timbel. Setelah sampai batas tertentu, pelarut akan kembali masuk ke dalam tabung destilasi secara otomastis. Proses ini berulang terus dengan sendirinya di dalam alat terutama dalam peralatan Soxhlet yang digunakan untuk ekstraksi lipida. Sampel yang bisa diperiksa meliputi pemeriksaan lemak,trigliserida,kolesterol.
  - Digesti, ini adalah proses ekstraksi dengan pengadukan kontinu pada temperature tinggi dari temperatu ruangan, yaitu secara umum dilakukan pada temperature 40-50 °C.
  - Infundasi, ini adalah ekstraksi dengan cara perebusan, dimana pelarutnya adalah air pada temperature 96-98 °C selama 14-20 menit.
B. Kromatografi
1. Pengertian Kromatografi
             Kromatografi adalah salah satu metode pemisahan kimia yang didasarkan pada adanya perbedaan partisi zat pada fasa diam (stationary phase) dan fasa gerak (mobile phase). Kromatografi berasal dari bahasa Yunani yaitu χρῶμα yang berarti warna dan γράφειν yang berarti menulis. Kromatografi dapat bersifat preparatif maupun analitik. Tujuan kromatografi preparatif biasanya adalah untuk memisahkan senyawa dalam campuran (biasanya digunakan untuk pemurnian). Kromatografi analitik digunakan untuk mengetahui perbandingan senyawa dalam campuran.
2. Istilah dalam Kromatografi
  Dalam kromatografi, dikenal beberapa istilah, antara lain:
            a. Analit adalah zat yang dipisahkan.
            b. Kromatogram adalah output visual yang diperoleh dari hasil pemisahan. Adanya puncak karakterisitik yang berbeda menunjukkan adanya senyawa yang berbeda.
            c. Eluen adalah pelarut yang digunakan untuk memisahkan analit.
            d. Fasa gerak adalah fasa zat yang bergerak pada arah tertentu.
            e. Fasa diam adalah fasa yang tetap pada tempatnya.
            f. Waktu retensi adalah waktu yang diperlukan analit untuk melewati sistem.
             g. Volume retensi adalah volume fasa gerak yang dibutuhkan untuk mengelusi komponen analit.
3. Dasar Teori Kromatografi
k'AA = [tR- tM]/ tM.
             Distribusi analit antara dua fasa dapat dijelaskan secara sederhana. Pada dasarnya, analit berada dalam kesetimbangan dalam fasa gerak dan fasa diam. Konstanta kestimbangan, K, sering disebut dengan koefisien partisi. Koefisien partisi adalah konsentrasi molar analit pada fasa diam dibagi dengan konsentrasi molar analit pada fasa gerak. Waktu antara injeksi sampel hingga akhir proses dinamakan waktu retensi (tR). Masing-masing analit dalam sampel akan mempunyai waktu retensi yang berbeda. Waktu yang diukur dari fase gerak melewati kolom disebut tM. Faktor retensi (k') sering digunakan untuk mengetahui laju migrasi analit pada kolom. Faktor retensi analit ditentukan dengan rumus:
4. Macam Kromatografi
                          a. Kromatografi Kertas
Kromatografi kertas merupakan kromatografi cairan - cairan dimana sebagai fasa diam adalah lapisan tipis air yang diserap dari lembab udara oleh kertas jenis fasa cair lainnya dapat digunakan. Teknik ini sangat sederhana.
Prinsip Kromatografi Kertas
Prinsip dasar kromatografi kertas adalah partisi multiplikatif suatu senyawa antara dua cairan yang saling tidak bercampur. Jadi partisi suatu senyawa terjadi antara kompleks selulosa-air dan fasa mobil yang melewatinya berupa pelarut organik yang sudah dijenuhkan dengan air atau campuran pelarut
b.      Kromatografi Lapis Tipis (KLT)
Kromatografi lapis tipis  (KLT) adalah suatu metode analisis yang digunakan untuk memisahkan suatu campuran senyawa secara cepat dan sederhana.
Kromatografi lapis tipis digunakan untuk pemisahan senyawa secara cepat, dengan menggunakan zat penjerap berupa serbuk halus yang dipaliskan serta rata pada lempeng kaca. Lempeng yang dilapis, dapat dianggap sebagai “kolom kromatografi terbuka” dan pemisahan dapat didasarkan pada penyerapan, pembagian atau gabungannya, tergantung dari jenis zat penyerap dan cara pembuatan lapisan zat penyerap dan jenis pelarut.
Prinsip Kromatografi Lapis Tipis
Prinsipnya didasarkan atas partisi dan adsorpsi. Zat penjerap merupakan fase stasioner, berupa bubuk halus dibuat serba rata dan tipis diatas lempeng kaca. Fase diam yang umum digunakan adalah silika gel, baik yang normal fase maupun reversed fase
Kromatografi lapis tipis dengan penyerap penukar ion dapat digunakan untuk pemisahan senyawa polar. Harga Rf yang diperoleh pada kromatografi lapis tipis tidak tetap, jika dibandingkan dengan yang diperoleh pada kromatografi kertas. Oleh karena itu pada lempeng yang sama di samping kromatogram zat yang di uji perlu dibuat kromatogram zat pembanding kimia, lebih baik dengan kadar yang berbeda-beda

Sabtu, 12 September 2015

MSDS



 MSDS

 

MSDS atau dalam bahasa kita dikenal dengan ‘Informasi Data Keamanan Bahan’ merupakan informasi mengenai cara pengendalian bahan kimia berbahaya (B3), bisa diartikan juga lembar keselamatan bahan.
Informasi MSDS ini berisi tentang uraian umum bahan, sifat fisik dan kimiawi, cara penggunaan, penyimpanan hingga pengelolaan bahan buangan.
Mengapa kita harus mengetahui dan menerapkan MSDS ?
Pada prinsipnya agar kita tetap terjaga kesehatan dan keselamatan pada waktu bekerja menggunakan bahan kimia. Selain itu fungsi MSDS adalah agar :
1. Mengetahui potensi bahan kimia
2. Menerapkan teknologi pengendalian dalam melindungi pekerja
3. Mengembangkan rencana pengelolaan bahan kimia di tempat kerja
4. Merencanakan pelatihan pada pekerja yang langsung kontak dengan B3
Dalam dunia kerja, baik di laboratorium maupun lapangan, komponen bahan kimia berada di dalam :
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj-TzP_tz-w-kSrWqYs2UiRQW9k-lrFFx47p68f3PWJn4f6btU6p2cADbcYpEPnwqTkrvC0yuCzpIELWFMcwnVcD6zXLmVofZweAFn-XYiwXlRqWRpy46na-alKjzQJ0oJRvtZFkQRUZcwQ/s200/starting+material.jpg
  • Bahan baku (starting material
  • Bahan produk utama 
  • Bahan produk samping 
  • Bahan untuk analisis 
  • Bahan buangan

Dengan demikian yang harus menggunakan dan menerapkan lembar MSDS antara lain:
  1. Produsen bahan 
  2. Pihak pengangkut bahan 
  3. Penyimpan dan supplier bahan 
  4. Pengguna bahan (Industri, Laboratorium dan Institusi akademik) 
  5. Pengolah bahan buangan
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh0uk5cir7ZcKQs1X3PrDQx8SQnrUfzxeofv2ZZVHkzVqWr9asY-cHX3oKkdBoJwKBopnphMjpsOo4x_9Dh2SCweQmXpNMIHz4-8CvOBn_zxw-P94B5B2ob2GTjpLpVg3LC9g88f7zzhioT/s400/logo+bahaya.jpg
Rincian isi MSDS antara lain :
1. Informasi umum
a. Tanggal pembuatan
b. Alamat produsen atau suplier
c. Nomor seri CAS (Chemical Abstract Serial Number)
d. Nama kimia
e. Nama perdagangan dan sinonim
f. Nama kimia lainnya
g. Rumus struktur dan rumus kimia
h. Tanda bahaya bahan kimia

2. Informasi komponen berbahaya
a.  Batas paparan tiap komponen
b.  Komposisi
c.  Persen berat

3. Informasi data sifat fisika
a. Titik didih
b. Tekanan uap
c. Kerapatan uap
d. Titik beku atau titik leleh
e. Kerapatan cairan
f.  Persen penguapan
g. Kelarutan
h. Penampakan fisik dan bau

4. Informasi tentang data kemudahan terbakar dan ledakan
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgXwe-gcEkFLwbJEYUoJxsDKUOQ5iWeMfAM25coi610edbYwEh1aOc1jbXpyyjsv-b-0oWI7b5K_My__frwZQaJvb9rLOMMHctz-iuiM0x1y0FYAl_89GNqMOS1lDtKfog21ZpPEqsbE4eu/s200/4.flamable.jpg
a. Titik nyala
b. Batas kemampuan terbakar
c. Batas temperatur terendah yang menimbulkan ledakan
d. Batas temperatur tertinggi yang menimbulkan ledakan
e. Media /bahan kimia yang digunakan untuk pemadaman
f.   Prosedur khusus untuk pemadaman

5. Informasi data reaktivitas
a.  Stabilitas bahan
b.  Pengaturan lokasi penempatan bahan
c.  Produk dekomposisi yang berbahaya
d.  Produk polimerisasi yang berbahaya

6. Informasi tentang bahaya kesehatan
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjuWkoQ_0N6c89-z4GzSH0jLu_7tuloUxdvqYyUijKs1nvGL5y8pYJXIWF97qBpYYu94P-dI_PSFQYRWL2ZMOeSHuFVAvqk_Fw4jzjtyKjC3vJNZCAPd-Eu4OnPj4V2fp56X-Kr7DxoagI-/s200/6.kontak+mata.jpga.  Efek terkena paparan yang berlebihan
b.  Prosedur pertolongan darurat dan pertolongan pertama akibat kecelakaan
c.  Kontak pada mata
d.  Kontak pada kulit
e.  Terhirup pada pernafasan


7. Informasi prosedur pengumpulan, pengelolaan dan pengolahan limbah
a. Langkah-langkah yang harus diambil untuk pengumpulan limbah
b. Prosedur pengelolaan dan pengolahan limbah di lapangan
c. Prosedur pengelolaan dan pengolahan limbah di laboratorium
d.  Metoda pemusnahan limbah bahan kimia

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEipn6EvWJL7HSVn69OlriazSn-DMdERn8XafSZO84-ljXLJAnQWeagAU-R3057xEweUzlLC3ezTUUDhlkMnJ4VHzEAO73qzB8Tz-ykaFB0YviytEk87_qaWzXfIrxCUdyM2SoGrpAHPu753/s200/8.respirasi.jpg8. Informasi perlindungan bahan kimia
a.  Perlindungan respiratory
b.  Ventilasi
c.  Sarung tangan pelindung
d.  Pelindung mata
e.  Peralatan pelindung lainnya
f.   Pengawasan perlindungan

9. Informasi penanganan awal khusus
a. Penanganan khusus dalam penggunaan dan penyimpanan
b. Penanganan awal lainnya
10. Informasi Data transportasi
a. Nama dan jenis transportasi
b. Tanda kelas bahaya bahan
c. Tanda label
d. Tanda merk
e. Prosedur darurat akibat kecelakaan
f. Prosedur penanganan awal yang harus dilakukan selama tranportasi.

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgKIvrQaSzciEySXPEqhvpAPiUQ6sm8FizG6eFY_s2vkXDV5nfaWxc_05yuhbSIbNNIfASCsGW-6NsdbOfDdvnqVNRJn4OtxmEtNvHbjdBZKf0HWsEvxwefuFOWLHXlOX3J3CBN_jepxuNc/s200/cd.jpgTEKNIK PENELUSURAN MSDS

Kita dapat mengetahui secara lengkap isi dari MSDS dari berbagai sumber. Adapun mengenai teknik untuk menelusuri MSDS antara lain dari :
      Dari buku literatur K3 di Perpustakaan atau instansi terkait
      CDROM dari produsen bahan kimia 

      SUMBER :
          http://www.msdsonline.com/
          http://www.ilpi.com/msds/  


 

STRATEGI PENGELOLAAN MSDS

      Inventarisasi bahan-bahan kimia yang terkait pekerjaan
      Pengumpulan dan penelusuran dokumen MSDS
      Modifikasi MSDS
      Melaksanakan dan mematuhi rekomendasi dari MSDS


Yang sangat penting untuk diperhatikan adalah memperlakukan bahan kimia dalam bekerja agar :
      Selalu merujuk MSDS (Material Safety Data Sheet)
      Preparasi bahan dengan benar
      Pengemasan dan penyimpanan bahan yang tepat
      Penggunaan pada takaran yang tepat
      Pengelolaan buangan bahan secara bijaksana 

Contoh MSDS seperti ini :
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhEP2ioeCVppFVm9rIiJte97WkqAumt1WSBnpEFCmvlvM2ZwVD6VU8snmwBSlIDEQmy0B_D9347SPPrRmR4MGYDsDGUwsIrRVNhVuGi6pC0nh-lQkTTaKvrCTTAJSYo6LxITw4upMRjPrEE/s400/contoh+msds.jpg
A. Asam Nitrat (HNO3)
KOMPOSISI BAHAN
Bahan yang dimaksut adalah HNO65% ekstra murni dimana komposisi zat-zat pengotor yang terkandung didalamnya juga berada dalam konsentrasi yang sangat rendah. Sebagimana data dibawah ini :
Assay (alkalimetri):64.3 – 66.4 %
Chlorida (Cl):≤ 0.0003 %
Nitrogen oxida (as N2O3):≤ 0.003 %
Sulphat (SO4):≤ 0.001 %
Logam berat (seperti Pb):≤ 0.0005 %
As (Arsenic):≤ 0.0001 %
Ca (Kalsium):≤ 0.001 %
Fe (Besi):≤ 0.0004 %
NH4 (Ammonium):≤ 0.001 %
Residu terlarut:≤ 0.01 %
SIFAT:
Sifat Fisika
Bentuk: Cair
Warna: Tidak Berwarna
Bau: Pedih
Titik Lebur : -32 °C
Titik Didih/Rentang Didih: 121 °C
Tekanan Uap:9,4hPa(20°C)
Densitas: 1.39 g/cm3 (20°C)
Kelarutan dalam air : Pada 20 °C    Larut
Berat Molekul: 63,012 g/mol
pH: < 1 (20°C)
Massa relative: Mr :63,012 g/mol
Sifat kimia
  1. Asam nitrat tidak stabil terhadap panas dan matahari dan akan  terurai sebagai berikut :
    2HNO3 + ½O2 →2NO3 + H2O
  2. Larutan asan nitrat pekat berwarna kuning yang berasal dari warna NO2 terlarut. Untuk mengurangi penguraian asam nitrat ini, maka asam nitrat disimpan dalam botol berwarna coklat
  3. Di dalam larutan pekatnya, asam nitrat mengalami ionisasi :
    2HNO3 + H2O → NO+ + NO3+ 2H2O
  4. Asam nitrat dalam larutan asamnya adalah asam kuat. Hal ini disebabkan karena besarnya muatan positif pada atom N sehingga elektron OH tertarik kuat, akibatnya atom H menjadi mudah lepas.
    HNO3 + H2O →H3O+ + NO3

PENANGANAN:
Tindakan Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K)
  1. Setelah terhirup uap dari bahan , maka segera hirup udara segar. Kemudian segera minta bantuan dokter.
  2. Setelah kontak dengan kulit, segera cuci dengan air dalam jumlah banyak untuk menghindari terjadinya dampak sistemik yang ditimbulkan oleh bahan. Oles dengan polyethylene glycol400. Segera lepaskan pakaian yang terkontaminasi dan kemudian segera minta bantuan dokter.
  3. Setelah kontak pada mata, bilaslah dengan air yang banyak. Pada kondisi tumpahan yang tidak ditangani segera dapat mengakibatkan kebutaan. Segera hubungi dokter mata.
  4. Setelah tertelan segera beri air minum kepada korban (paling banyak dua gelas) dan  hidari muntah (resiko perforasi!). Segera panggil dokter. Jangan mencoba menetralisir.
Penaggulangan Kebakaran:
Apabila terjadi kebakaran adalah sangat penting untuk menggunakan alat pemadam kebakaran yang sesuai dengan situasi dan kondisi lokasi dan lingkungan sekeliling. Saat terjadi kebakaran api ambient dapat melepaskan uap yang sangat berbahaya sebingga petugas pemadam kebakaran harus dilengkapi dengan alat bantu pernapasan dan alat pelindung lain untuk menghindari dampak sampingan yang tidak diinginkan.
Sifat oksidator dari bahan ini dapat memperhebat api karena kemampuanya menghasilkan oksigen pda proses reaksinya. Cara penanggulangnan yang paling efektif adalah dengan mengisolasi daerah terbakar. Dan mendinginkan container sehingga api tidak merambat ke tempat lain.

Tindakan terhadap tumpahan dan kebocoran
Tindakan pencegahan pribadi, disarankan untuk menghindari kontak langsung dengan tubuh karena bahan ini bereaksi cepat dengan kulit dan dapat menyebapkan luka bakar yang parah. Jangan menghirup uap-uap aerosol karena pengaruh yang akut terhadap pernapasan sehingga penting untuk bekerja di ruang asam atau ruangan dengan fentilasi yang memadai.
Tindakan pencegahan untuk melindungi lingkungan. Jangan membuang bahan ke saluran pembuangan karena sifat asamnya dapat menyebapkan rusaknya ekosisten air.
Dalam metode pembersihan dapat digunakan bahan penyerap cairan dan penetral seperti chemizorb, merck art No. 101595 dan lain sebagainya. Setelah bahan diserap kemudian dapat diteruskan ke pembuangan.
 B. SODIUM HYDROXIDE (NaOH)
KOMPOSISI
sodium carbonate (<3%)
sodium hydroxide (95-100%)
SIFAT:
Sifat Fisika
Rumus molekul: NaOH
Massa molar: 39.99711 g/mol mol
Penampilan : putih solid, hidroskopis
Kepadatan : 2.13 g/cm 3
Titik lebur: 318 °C, 591 K, 604 °F
Titik didih : 1388 °C, 1661 K, 2530 °F
Kelarutan dalam air: 1110 g/L (20 °
Kelarutan dalam etanol: 139 g/L
Kelarutan dalam metanol : 238 g/L
Kelarutan dalam gliserol : Larut
Keasaman (p K a) : ~13
Data fisik ditampilkan untuk solusi 5% natrium hidroksida
Penampilan: Jelas, solusi tidak berwarna.
Bau: Tidak berbau.
Kelarutan: Larut dalam air.
Kepadatan: 5% larutan: 1,05
pH : 14.0
% Volatil dengan volume @ 21C (70F) : informasi tidak ditemukan
Sifat Kimia:
NaOH berwarna putih atau praktis putih, berbentuk pellet, serpihan atau batang atau bentuk lain. Sangat basa, keras, rapuh dan menunjukkan pecahan hablur. Bila dibiarkan di udara akan cepat menyerap karbondioksida dan lembab. mudah larut dalam air dan dalam etanol tetapi tidak larut dalam eter.
NaOH membentuk basa kuat bila dilarutkan dalam air, NaOH murni merupakan padatan berwarna putih. Senyawa ini sangat mudah terionisasi membentuk ion natrium dan hidroksida.

PENANGANAN:
Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan
Mata:
Dalam kasus kontak, siram mata segera dengan banyak air selama minimal 15 menit. Mendapatkan bantuan medis dengan segera.
Kulit:
Dalam kasus kontak, segera basuh kulit dengan banyak air sekurang-kurangnya 15 menit saat mengeluarkan pakaian dan sepatu yang terkontaminasi. Mendapatkan bantuan medis dengan segera. Cuci pakaian sebelum digunakan kembali.
Tertelan:
Jika tertelan, jangan dimuntahkan. Mendapatkan bantuan medis dengan segera. Jika korban sepenuhnya sadar, berikan satu mangkuk air. Jangan pernah memberikan sesuatu melalui mulut kepada orang yang tidak sadar.
Terhirup:
Jika dihirup, lepaskan ke udara segar. Jika tidak bernapas, berikan pernapasan buatan. Jika sulit bernapas, berikan oksigen. Dapatkan bantuan medis.

Tindakan Melawan Kebakaran:
Informasi Umum : Seperti api apapun, pakai alat bernafas dan peralatan pelindung penuh. Gunakan semprotan air untuk menjaga api tak berkembang. Gunakan air dengan hati-hati dan dalam jumlah sangat banyak. Kontak dengan  kelembaban atau air dapat menghasilkan panas yang cukup untuk menyalakan bahan mudah terbakar di dekatnya. Kontak dengan logam dapat berkembang  menjadi hidrogen gas yang mudah terbakar.
Media Pemadaman : Zat adalah noncombustible, penggunaan agen yang paling tepat untuk memadamkan api di sekitarnya.
Tindakan  Pelepasan Darurat
Buka Ventilasi di area terjadi kebocoran atau tumpahan.Jauhkan orang dari daerah tumpahan. Pakailah pelindung peralatan pribadi yang sesuai . Mengemas lagi cairan bila memungkinkan. Jangan membuang residu kaustik ke saluran pembuangan. Residu dari tumpahan dapat diencerkan dengan air, dinetralkan dengan cairan asam seperti asetat, klorida atau sulfat.
 C. Ethanol (C2H5OH)
KOMPOSISI BAHAN
Ethanol
SIFAT:
Sifat Fisika Kimia
Bentuk fisik: air
Bau: khas alkohol
Warna : tak berwarna
Titik didih: > 760C (168,80F)
Titik baku: -113,840C (-172,90F)
Masa jenis : 0,789 – 0,806
Densitas: 1,59 – 1,62
Tingkat penguapan: 1,7
Lof Kw: < 1 (-0,32)
Solubilitas / kelarutan: larut dalam air dingin

PENANGANAN:
Pertolongan pertama pada kecelakaan
Mata:
bilas segera dengan air banyak minimal 15 menit cari pertolongan medis jika terjadi iritasi
Kulit:
bilas segera dengan air yang banyak, pisahkan pakaian dan sepatu yang terkontaminasi, cuci pakaian sebelum digunakan kembali, bersihkan sepatu sebelum digunakan kembali, jika iritasi berlanjut segera cari pertolongan medis
Pernapasan:
pindahkan ke tempat yang berudara segar cari pertolongan medis
Pencernaan:
jangan memasukkan sesuatu kedalam mulut korban yang pingsan, jika bahan ini tertelan dalam jumlah banyak segera cari pertolongan medis.
Pemadaman kebakaran
Mudah terbakar pada fase cair dan uap
Titik nyala : 11-140C (51,8-57,20F)
Batas mudah terbakar : lebih rendah > 1,3%
Produk pembakaran korban oksida (CO2 dan CO)
Bahaya ledakan / kebakaran yang tidak biasa : uap dapat menyebabkan percikan api, membuang bahan ke saluran pembuangan dapat menyebabkan bahaya ledakan.
Instruksi pemadam kebakaran
Api kecil: gunakan bahan kimia kering
Api besar: jangan memadamkan api ketika api terkena bahan, menjauh
                            dari area dan biarkan kebakaran terjadi
Pakaian pelindung pemadam kebakaran harus memakai pakaian pelindung serta pelindung alat pernapasan yang sesuai.
Tindakan penyelamatan kecelakaan
Jika terjadi kebocoran segera hubungi bagian penyelamatan darurat, mengurangi sumber penyalaan hentikan kebocoran jika tidak ada resiko gunakan APD
Penanganan dan Penyimpanan
Penangganan:
Jaga agar wadah selalu tertutup gunakan ventilasi yang memadai, hindarkan dari panas dan nyala api mematikan
Penyimpanan:
Simpat di tempat terpisah jaga agar wadah tetap dingin dalam area yang berventilasi, wadah harus tertutup dan bersegel sampai bahan siap digunakan, hindarkan dari sumber penyalaan.
D. Asam klorida (HCl)
KOMPOSISI BAHAN
Bahan 36% berat CAS No.7647-01-0
Batas pemaparan : 5ppm ( 7,5 mg/m3 ) ( TLV-C )
SIFAT:
Bentuk: Cair
Bau: menyengat
Warna: Bening sampai agak kekuningan
Massa jenis : 2.13
Titik didih: 85 oC
Titik lebur : -20oC
Tekanan uap (20oC: 20 mbar
Kelarutan dalam Air (20 oC): terlarut 82,3 g/ 100 m
pH (20 oC)  : 1

PENANGANAN:
Tindakan Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan
Mata      : Bilas dengan air mengalir sekurang-kurangnya 15 menit
Kulit      : Cuci dengan air sebanyak-banyaknya. Segera lepaskan pakaian yang terkontaminasi.
Tertelan :  Bila sadar, beri minum 1 – 2 gelas untuk pengenceran. Hindari pemanis buatan.
Terhirup : Segera pindahkan korban ke tempat yang cukup udara, berikan pernafasan buatan atau oksigen korban segera bawa ke dokter.
Tindakan Penanggulangan Kebakaran
Pemadaman api:
Dapat dilakukan dengan pemadam api biasa. Wadah yang terpapar panas dapat di semprot dengan air agar dingin, tetapi air tidak boleh masuk ke dalam wadah.
Bahaya khusus :
Bila kontak dengan logam akan menghasilkan gas hydrogen yang mudah terbakar
Instruksi pemadam api:
Dapat dilakukan dengan pemadam api biasa. Wadah yang terpapar panas dapat disemprot dengan air agar dingin tetapi air tidak boleh masuk ke dalam wadah. Pakailah pakaian pelindung diri dan alat pelindung pernafasan.
Tindakan Terhadap Tumpahan Dan Kebocoran
  1. Tumpahan dan kebocoran kecil : Bila kebocoran tidak besar, tutup dengan tanah kering, pasir kering atau material lain yang tidak terbakar diikuti dengan lembaran plastik untuk menghindari penyebaran atau kontak dengan air hujan.
  2. Tumpahan dan kebocoran besar : Penanganan kebocoran gas atau tumpahan larutan Hcl harus memakai alat pelindung diri terutama pelindung pernafasan, kulit (badan)
  3. Alat pelindung diri : Respirator kimia penyerap HCL atau respirator udara (SCBA), Kacamata (goggles) atau perisai muka (Full face), gloves (neoprene, nitrile).

Penyimpanan Dan Penanganan Bahan
  1. Penanganan bahan : Bekerja dengan gas atau uap HCl harus dalam lemari asam. Waspada terhadap kebocoran gas.
  2. Pencegahan terhadap pemaparan :Gunakan SCBA dan pakaian pelindung
  3. Tindakan pencegahan terhadap kebakaran dan peledakan
  4. Penyimpanan : Simpan di tempat dingin, berventilasi dan lantai gedung harus tahan asam.
  5. Syarat khusus penyimpanan bahan : Jauhkan dari bahan oksidator dan bahan alkali, serta sianida, sulfida, formadehid, logam natrium, merkuri sulfat dan amonium hidroksida. Periksa kebocoran wadah asam.

Pengendalian Pemajanan Dan Alat Pelindung Diri
  1. Pengendalian teknis : Gunakan Ventilasi umum yang mencakup untuk menjaga debu ke tingkat serendah mungkin.
  2. Alat pelindung Diri : Respirator kimia penyerap HCl atau respirator udara, kacamata (goggles), Jas lab, perisai muka (full face), sarung tangan karet (neoprene gloves)
E. Natrium Klorida (NaCl)
KOMPOSISI BAHAN
NaCl 100%
SIFAT FISIKA DAN KIMIA:
Keadaan fisik dan penampilan  : Solid. (Bubuk kristal padat.)
Bau: Sedikit.
Rasanya: Asin.
Berat Molekul: 58,44 g / mol
Warna: Putih.
pH (1% soln / air): Netral 7
Titik Didih : 1413 ° C (2575,4 ° F)
Melting Point : 801 ° C (1473,8 ° F)
Spesifik Gravity: 2.165 (Air = 1)
Properti Dispersi: Lihat kelarutan dalam air.
Kelarutan: Mudah larut dalam air dingin, air panas. Larut dalam gliserol, dan amonia. Sangat sedikit larut dalam alkohol. tidak larut dalam Asam klorida.

PENANGANAN:
Kontak Mata:
Periksa dan lepaskan jika ada lensa kontak. Dalam kasus terjadi kontak, segera siram mata dengan banyak air sekurang-kurangnya 15 menit. Air dingin dapat digunakan. Dapatkan perawatan medis dengan segera.
Kontak Kulit :
Dalam kasus terjadi kontak, segera basuh kulit dengan banyak air sedikitnya selama 15 menit dengan mengeluarkan pakaian yang terkontaminasi dan sepatu. Tutupi kulit yang teriritasi dengan yg sesuatu melunakkan. Air dingin mungkin dapat digunakan pakaian.cuci sebelum digunakan kembali. benar-benar bersih sepatu sebelum digunakan kembali. Dapatkan perawatan medis dengan segera.
Kulit Serius :
Cuci dengan sabun desinfektan dan menutupi kulit terkontaminasi dengan krim anti-bakteri. Mencari medis segera
Inhalasi:
Jika terhirup, pindahkan ke udara segar. Jika tidak bernapas, berikan pernapasan buatan. Jika sulit bernapas, berikan oksigen. Dapatkan segera perhatian medis.
Serius Terhirup:
Evakuasi korban ke daerah yang aman secepatnya. Longgarkan pakaian yang ketat seperti kerah, dasi, ikat pinggang atau ikat pinggang. jika sulit bernapas, beri oksigen. Jika korban tidak bernafas, lakukan pernafasan dari mulut ke mulut.
PERINGATAN:
Ini mungkin berbahaya bagi orang yang memberikan bantuan lewat mulut ke mulut (resusitasi) bila bahan dihirup adalah racun, infeksi atau korosif. Cari bantuan medis segera.
Tertelan:
JANGAN mengusahakan muntah kecuali bila diarahkan berbuat demikian oleh personel medis. Jangan pernah memberikan apapun melalui mulut kepada korban yang sadar. Longgarkan pakaian yang ketat seperti kerah, dasi, ikat pinggang atau ikat pinggang. Dapatkan bantuan medis jika gejala muncul.

SUMBER:
pa-contoh-msds/