MSDS
MSDS atau dalam bahasa kita
dikenal dengan ‘Informasi Data Keamanan Bahan’ merupakan informasi mengenai
cara pengendalian bahan kimia berbahaya (B3), bisa diartikan juga lembar
keselamatan bahan.
Informasi MSDS ini berisi tentang
uraian umum bahan, sifat fisik dan kimiawi, cara penggunaan, penyimpanan hingga
pengelolaan bahan buangan.
Mengapa kita harus mengetahui dan menerapkan MSDS ?
Pada prinsipnya agar kita tetap terjaga kesehatan dan
keselamatan pada waktu bekerja menggunakan bahan kimia. Selain itu fungsi MSDS
adalah agar :
1. Mengetahui potensi bahan kimia
2. Menerapkan teknologi pengendalian dalam melindungi pekerja
3. Mengembangkan rencana pengelolaan bahan kimia di tempat kerja
1. Mengetahui potensi bahan kimia
2. Menerapkan teknologi pengendalian dalam melindungi pekerja
3. Mengembangkan rencana pengelolaan bahan kimia di tempat kerja
4. Merencanakan pelatihan pada pekerja yang langsung
kontak dengan B3
Dalam dunia kerja, baik di
laboratorium maupun lapangan, komponen bahan kimia berada di dalam :
- Bahan baku (starting material)
- Bahan produk utama
- Bahan produk samping
- Bahan untuk analisis
- Bahan buangan
Dengan demikian yang harus menggunakan dan menerapkan lembar MSDS antara lain:
- Produsen bahan
- Pihak pengangkut bahan
- Penyimpan dan supplier bahan
- Pengguna bahan (Industri, Laboratorium dan Institusi akademik)
- Pengolah bahan buangan
Rincian isi MSDS antara lain :
1. Informasi umum
1. Informasi umum
a. Tanggal pembuatan
b. Alamat produsen atau suplier
c. Nomor seri CAS (Chemical
Abstract Serial Number)
d. Nama kimia
e. Nama perdagangan dan sinonim
f. Nama kimia lainnya
g. Rumus struktur dan rumus kimia
h. Tanda bahaya bahan kimia
2. Informasi komponen berbahaya
a. Batas paparan tiap
komponen
b. Komposisi
c. Persen berat
3. Informasi data sifat fisika
a. Titik didih
b. Tekanan uap
c. Kerapatan uap
d. Titik beku atau titik
leleh
e. Kerapatan cairan
f. Persen penguapan
g. Kelarutan
h. Penampakan fisik dan bau
4. Informasi tentang data
kemudahan terbakar dan ledakan
a. Titik nyala
b. Batas kemampuan terbakar
c. Batas temperatur terendah
yang menimbulkan ledakan
d. Batas temperatur
tertinggi yang menimbulkan ledakan
e. Media /bahan kimia yang
digunakan untuk pemadaman
f. Prosedur khusus
untuk pemadaman
5. Informasi data reaktivitas
a. Stabilitas bahan
b. Pengaturan lokasi
penempatan bahan
c. Produk dekomposisi
yang berbahaya
d. Produk polimerisasi yang
berbahaya
6. Informasi tentang bahaya
kesehatan
b. Prosedur pertolongan
darurat dan pertolongan pertama akibat kecelakaan
c. Kontak pada mata
d. Kontak pada kulit
e. Terhirup pada pernafasan
7. Informasi prosedur pengumpulan, pengelolaan dan pengolahan limbah
a. Langkah-langkah yang
harus diambil untuk pengumpulan limbah
b. Prosedur pengelolaan dan
pengolahan limbah di lapangan
c. Prosedur pengelolaan dan
pengolahan limbah di laboratorium
d. Metoda pemusnahan limbah
bahan kimia
a. Perlindungan
respiratory
b. Ventilasi
c. Sarung tangan
pelindung
d. Pelindung mata
e. Peralatan pelindung
lainnya
f. Pengawasan
perlindungan
9. Informasi penanganan awal
khusus
a. Penanganan khusus dalam
penggunaan dan penyimpanan
b. Penanganan awal lainnya
10. Informasi Data transportasi
a. Nama dan jenis
transportasi
b. Tanda kelas bahaya bahan
c. Tanda label
d. Tanda merk
e. Prosedur darurat akibat
kecelakaan
f. Prosedur penanganan awal yang
harus dilakukan selama tranportasi.
Kita dapat mengetahui secara
lengkap isi dari MSDS dari berbagai sumber. Adapun mengenai teknik untuk
menelusuri MSDS antara lain dari :
• Dari buku literatur K3 di Perpustakaan atau instansi terkait
• CDROM dari produsen bahan kimia
• SUMBER :
STRATEGI PENGELOLAAN MSDS
• Inventarisasi bahan-bahan kimia yang terkait pekerjaan
• Pengumpulan dan penelusuran dokumen MSDS
• Modifikasi MSDS
• Melaksanakan dan mematuhi rekomendasi dari MSDS
Yang sangat penting untuk
diperhatikan adalah memperlakukan bahan kimia dalam bekerja agar :
• Selalu merujuk MSDS (Material Safety Data Sheet)
• Preparasi bahan dengan benar
• Pengemasan dan penyimpanan bahan yang tepat
• Penggunaan pada takaran yang tepat
• Pengelolaan buangan bahan secara bijaksana
Contoh MSDS seperti ini :
A. Asam Nitrat (HNO3)
KOMPOSISI BAHAN
Bahan yang dimaksut adalah HNO65%
ekstra murni dimana komposisi zat-zat pengotor yang terkandung didalamnya juga
berada dalam konsentrasi yang sangat rendah. Sebagimana data dibawah ini :
Assay (alkalimetri):64.3 – 66.4 %
Chlorida (Cl):≤ 0.0003 %
Nitrogen oxida (as N2O3):≤
0.003 %
Sulphat (SO4):≤ 0.001
%
Logam berat (seperti Pb):≤ 0.0005
%
As (Arsenic):≤ 0.0001 %
Ca (Kalsium):≤ 0.001 %
Fe (Besi):≤ 0.0004 %
NH4 (Ammonium):≤ 0.001
%
Residu terlarut:≤ 0.01 %
SIFAT:
Sifat Fisika
Bentuk: Cair
Warna: Tidak Berwarna
Bau: Pedih
Titik Lebur : -32 °C
Titik Didih/Rentang Didih: 121 °C
Tekanan Uap:9,4hPa(20°C)
Densitas: 1.39 g/cm3 (20°C)
Kelarutan dalam air : Pada
20 °C Larut
Berat Molekul: 63,012 g/mol
pH: < 1 (20°C)
Massa relative: Mr :63,012 g/mol
Sifat kimia
- Asam nitrat tidak stabil terhadap panas dan matahari dan akan
terurai sebagai berikut :
2HNO3 + ½O2 →2NO3 + H2O - Larutan asan nitrat pekat berwarna kuning yang berasal dari warna NO2 terlarut. Untuk mengurangi penguraian asam nitrat ini, maka asam nitrat disimpan dalam botol berwarna coklat
- Di dalam larutan pekatnya, asam nitrat mengalami ionisasi :
2HNO3 + H2O → NO+ + NO3–+ 2H2O - Asam nitrat dalam larutan asamnya adalah asam kuat. Hal ini disebabkan
karena besarnya muatan positif pada atom N sehingga elektron OH–
tertarik kuat, akibatnya atom H menjadi mudah lepas.
HNO3 + H2O →H3O+ + NO3–
PENANGANAN:
Tindakan Pertolongan Pertama Pada
Kecelakaan (P3K)
- Setelah terhirup uap dari bahan , maka segera hirup udara segar. Kemudian segera minta bantuan dokter.
- Setelah kontak dengan kulit, segera cuci dengan air dalam jumlah banyak untuk menghindari terjadinya dampak sistemik yang ditimbulkan oleh bahan. Oles dengan polyethylene glycol400. Segera lepaskan pakaian yang terkontaminasi dan kemudian segera minta bantuan dokter.
- Setelah kontak pada mata, bilaslah dengan air yang banyak. Pada kondisi tumpahan yang tidak ditangani segera dapat mengakibatkan kebutaan. Segera hubungi dokter mata.
- Setelah tertelan segera beri air minum kepada korban (paling banyak dua gelas) dan hidari muntah (resiko perforasi!). Segera panggil dokter. Jangan mencoba menetralisir.
Penaggulangan Kebakaran:
Apabila terjadi kebakaran adalah
sangat penting untuk menggunakan alat pemadam kebakaran yang sesuai dengan
situasi dan kondisi lokasi dan lingkungan sekeliling. Saat terjadi kebakaran
api ambient dapat melepaskan uap yang sangat berbahaya sebingga petugas pemadam
kebakaran harus dilengkapi dengan alat bantu pernapasan dan alat pelindung lain
untuk menghindari dampak sampingan yang tidak diinginkan.
Sifat oksidator dari bahan ini
dapat memperhebat api karena kemampuanya menghasilkan oksigen pda proses
reaksinya. Cara penanggulangnan yang paling efektif adalah dengan mengisolasi
daerah terbakar. Dan mendinginkan container sehingga api tidak merambat ke
tempat lain.
Tindakan terhadap tumpahan dan kebocoran
Tindakan pencegahan pribadi,
disarankan untuk menghindari kontak langsung dengan tubuh karena bahan ini
bereaksi cepat dengan kulit dan dapat menyebapkan luka bakar yang parah. Jangan
menghirup uap-uap aerosol karena pengaruh yang akut terhadap pernapasan
sehingga penting untuk bekerja di ruang asam atau ruangan dengan fentilasi yang
memadai.
Tindakan pencegahan untuk
melindungi lingkungan. Jangan membuang bahan ke saluran pembuangan karena sifat
asamnya dapat menyebapkan rusaknya ekosisten air.
Dalam metode pembersihan dapat
digunakan bahan penyerap cairan dan penetral seperti chemizorb, merck art No.
101595 dan lain sebagainya. Setelah bahan diserap kemudian dapat diteruskan ke
pembuangan.
B. SODIUM HYDROXIDE
(NaOH)
KOMPOSISI
sodium carbonate (<3%)
sodium hydroxide (95-100%)
sodium carbonate (<3%)
sodium hydroxide (95-100%)
SIFAT:
Sifat Fisika
Rumus molekul: NaOH
Massa molar: 39.99711 g/mol mol
Penampilan : putih solid, hidroskopis
Kepadatan : 2.13 g/cm 3
Titik lebur: 318 °C, 591 K, 604 °F
Titik didih : 1388 °C, 1661 K, 2530 °F
Kelarutan dalam air: 1110 g/L (20 °
Kelarutan dalam etanol: 139 g/L
Kelarutan dalam metanol : 238 g/L
Kelarutan dalam gliserol : Larut
Keasaman (p K a) : ~13
Massa molar: 39.99711 g/mol mol
Penampilan : putih solid, hidroskopis
Kepadatan : 2.13 g/cm 3
Titik lebur: 318 °C, 591 K, 604 °F
Titik didih : 1388 °C, 1661 K, 2530 °F
Kelarutan dalam air: 1110 g/L (20 °
Kelarutan dalam etanol: 139 g/L
Kelarutan dalam metanol : 238 g/L
Kelarutan dalam gliserol : Larut
Keasaman (p K a) : ~13
Data fisik ditampilkan untuk
solusi 5% natrium hidroksida
Penampilan: Jelas, solusi tidak berwarna.
Bau: Tidak berbau.
Kelarutan: Larut dalam air.
Kepadatan: 5% larutan: 1,05
pH : 14.0
% Volatil dengan volume @ 21C (70F) : informasi tidak ditemukan
Penampilan: Jelas, solusi tidak berwarna.
Bau: Tidak berbau.
Kelarutan: Larut dalam air.
Kepadatan: 5% larutan: 1,05
pH : 14.0
% Volatil dengan volume @ 21C (70F) : informasi tidak ditemukan
Sifat Kimia:
NaOH berwarna putih atau praktis
putih, berbentuk pellet, serpihan atau batang atau bentuk lain. Sangat basa,
keras, rapuh dan menunjukkan pecahan hablur. Bila dibiarkan di udara akan cepat
menyerap karbondioksida dan lembab. mudah larut dalam air dan dalam etanol
tetapi tidak larut dalam eter.
NaOH membentuk basa kuat bila
dilarutkan dalam air, NaOH murni merupakan padatan berwarna putih. Senyawa ini
sangat mudah terionisasi membentuk ion natrium dan hidroksida.
PENANGANAN:
Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan
Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan
Mata:
Dalam kasus kontak, siram mata segera dengan banyak air selama minimal 15 menit. Mendapatkan bantuan medis dengan segera.
Dalam kasus kontak, siram mata segera dengan banyak air selama minimal 15 menit. Mendapatkan bantuan medis dengan segera.
Kulit:
Dalam kasus kontak, segera basuh kulit dengan banyak air sekurang-kurangnya 15 menit saat mengeluarkan pakaian dan sepatu yang terkontaminasi. Mendapatkan bantuan medis dengan segera. Cuci pakaian sebelum digunakan kembali.
Dalam kasus kontak, segera basuh kulit dengan banyak air sekurang-kurangnya 15 menit saat mengeluarkan pakaian dan sepatu yang terkontaminasi. Mendapatkan bantuan medis dengan segera. Cuci pakaian sebelum digunakan kembali.
Tertelan:
Jika tertelan, jangan dimuntahkan. Mendapatkan bantuan medis dengan segera. Jika korban sepenuhnya sadar, berikan satu mangkuk air. Jangan pernah memberikan sesuatu melalui mulut kepada orang yang tidak sadar.
Jika tertelan, jangan dimuntahkan. Mendapatkan bantuan medis dengan segera. Jika korban sepenuhnya sadar, berikan satu mangkuk air. Jangan pernah memberikan sesuatu melalui mulut kepada orang yang tidak sadar.
Terhirup:
Jika dihirup, lepaskan ke udara segar. Jika tidak bernapas, berikan pernapasan buatan. Jika sulit bernapas, berikan oksigen. Dapatkan bantuan medis.
Tindakan Melawan Kebakaran:
Jika dihirup, lepaskan ke udara segar. Jika tidak bernapas, berikan pernapasan buatan. Jika sulit bernapas, berikan oksigen. Dapatkan bantuan medis.
Tindakan Melawan Kebakaran:
Informasi Umum : Seperti api
apapun, pakai alat bernafas dan peralatan pelindung penuh. Gunakan semprotan
air untuk menjaga api tak berkembang. Gunakan air dengan hati-hati dan dalam
jumlah sangat banyak. Kontak dengan kelembaban atau air dapat
menghasilkan panas yang cukup untuk menyalakan bahan mudah terbakar di
dekatnya. Kontak dengan logam dapat berkembang menjadi hidrogen gas yang
mudah terbakar.
Media Pemadaman : Zat adalah
noncombustible, penggunaan agen yang paling tepat untuk memadamkan api di
sekitarnya.
Tindakan Pelepasan Darurat
Buka Ventilasi di area terjadi
kebocoran atau tumpahan.Jauhkan orang dari daerah tumpahan. Pakailah pelindung
peralatan pribadi yang sesuai . Mengemas lagi cairan bila memungkinkan. Jangan
membuang residu kaustik ke saluran pembuangan. Residu dari tumpahan dapat
diencerkan dengan air, dinetralkan dengan cairan asam seperti asetat, klorida
atau sulfat.
C. Ethanol (C2H5OH)
KOMPOSISI BAHAN
Ethanol
SIFAT:
Sifat Fisika Kimia
Bentuk fisik: air
Bau: khas alkohol
Warna : tak berwarna
Titik didih: > 760C
(168,80F)
Titik baku: -113,840C
(-172,90F)
Masa jenis : 0,789 – 0,806
Densitas: 1,59 – 1,62
Tingkat penguapan: 1,7
Lof Kw: < 1 (-0,32)
Solubilitas / kelarutan: larut
dalam air dingin
PENANGANAN:
Pertolongan pertama pada
kecelakaan
Mata:
bilas segera dengan air banyak minimal 15 menit cari pertolongan medis jika terjadi iritasi
bilas segera dengan air banyak minimal 15 menit cari pertolongan medis jika terjadi iritasi
Kulit:
bilas segera dengan air yang
banyak, pisahkan pakaian dan sepatu yang terkontaminasi, cuci pakaian sebelum
digunakan kembali, bersihkan sepatu sebelum digunakan kembali, jika iritasi
berlanjut segera cari pertolongan medis
Pernapasan:
pindahkan ke tempat yang berudara
segar cari pertolongan medis
Pencernaan:
jangan memasukkan sesuatu kedalam
mulut korban yang pingsan, jika bahan ini tertelan dalam jumlah banyak segera
cari pertolongan medis.
Pemadaman kebakaran
Mudah terbakar pada fase cair dan
uap
Titik nyala : 11-140C
(51,8-57,20F)
Batas mudah terbakar : lebih
rendah > 1,3%
Produk pembakaran korban oksida
(CO2 dan CO)
Bahaya ledakan / kebakaran yang
tidak biasa : uap dapat menyebabkan percikan api, membuang bahan ke saluran
pembuangan dapat menyebabkan bahaya ledakan.
Instruksi pemadam kebakaran
Api kecil: gunakan bahan kimia
kering
Api besar: jangan memadamkan api
ketika api terkena bahan, menjauh
dari area dan biarkan kebakaran terjadi
Pakaian pelindung pemadam
kebakaran harus memakai pakaian pelindung serta pelindung alat pernapasan yang
sesuai.
Tindakan penyelamatan kecelakaan
Jika terjadi kebocoran segera
hubungi bagian penyelamatan darurat, mengurangi sumber penyalaan hentikan
kebocoran jika tidak ada resiko gunakan APD
Penanganan dan Penyimpanan
Penangganan:
Jaga agar wadah selalu tertutup
gunakan ventilasi yang memadai, hindarkan dari panas dan nyala api mematikan
Penyimpanan:
Simpat di tempat terpisah jaga
agar wadah tetap dingin dalam area yang berventilasi, wadah harus tertutup dan
bersegel sampai bahan siap digunakan, hindarkan dari sumber penyalaan.
D. Asam klorida (HCl)
KOMPOSISI BAHAN
Bahan 36% berat CAS No.7647-01-0
Batas pemaparan : 5ppm ( 7,5
mg/m3 ) ( TLV-C )
SIFAT:
Bentuk: Cair
Bau: menyengat
Warna: Bening sampai agak
kekuningan
Massa jenis : 2.13
Titik didih: 85 oC
Titik lebur : -20oC
Tekanan uap (20oC: 20
mbar
Kelarutan dalam Air (20 oC):
terlarut 82,3 g/ 100 m
pH (20 oC) : 1
PENANGANAN:
Tindakan Pertolongan Pertama Pada
Kecelakaan
Mata :
Bilas dengan air mengalir sekurang-kurangnya 15 menit
Kulit
: Cuci dengan air sebanyak-banyaknya. Segera lepaskan pakaian yang
terkontaminasi.
Tertelan : Bila sadar, beri
minum 1 – 2 gelas untuk pengenceran. Hindari pemanis buatan.
Terhirup : Segera pindahkan
korban ke tempat yang cukup udara, berikan pernafasan buatan atau oksigen
korban segera bawa ke dokter.
Tindakan Penanggulangan Kebakaran
Pemadaman api:
Dapat dilakukan dengan pemadam
api biasa. Wadah yang terpapar panas dapat di semprot dengan air agar dingin,
tetapi air tidak boleh masuk ke dalam wadah.
Bahaya khusus :
Bila kontak dengan logam akan
menghasilkan gas hydrogen yang mudah terbakar
Instruksi pemadam api:
Dapat dilakukan dengan
pemadam api biasa. Wadah yang terpapar panas dapat disemprot dengan air agar
dingin tetapi air tidak boleh masuk ke dalam wadah. Pakailah pakaian pelindung
diri dan alat pelindung pernafasan.
Tindakan Terhadap Tumpahan Dan
Kebocoran
- Tumpahan dan kebocoran kecil : Bila kebocoran tidak besar, tutup dengan tanah kering, pasir kering atau material lain yang tidak terbakar diikuti dengan lembaran plastik untuk menghindari penyebaran atau kontak dengan air hujan.
- Tumpahan dan kebocoran besar : Penanganan kebocoran gas atau tumpahan larutan Hcl harus memakai alat pelindung diri terutama pelindung pernafasan, kulit (badan)
- Alat pelindung diri : Respirator kimia penyerap HCL atau respirator udara (SCBA), Kacamata (goggles) atau perisai muka (Full face), gloves (neoprene, nitrile).
Penyimpanan Dan Penanganan Bahan
- Penanganan bahan : Bekerja dengan gas atau uap HCl harus dalam lemari asam. Waspada terhadap kebocoran gas.
- Pencegahan terhadap pemaparan :Gunakan SCBA dan pakaian pelindung
- Tindakan pencegahan terhadap kebakaran dan peledakan
- Penyimpanan : Simpan di tempat dingin, berventilasi dan lantai gedung harus tahan asam.
- Syarat khusus penyimpanan bahan : Jauhkan dari bahan oksidator dan bahan alkali, serta sianida, sulfida, formadehid, logam natrium, merkuri sulfat dan amonium hidroksida. Periksa kebocoran wadah asam.
Pengendalian Pemajanan Dan Alat
Pelindung Diri
- Pengendalian teknis : Gunakan Ventilasi umum yang mencakup untuk menjaga debu ke tingkat serendah mungkin.
- Alat pelindung Diri : Respirator kimia penyerap HCl atau respirator udara, kacamata (goggles), Jas lab, perisai muka (full face), sarung tangan karet (neoprene gloves)
E. Natrium Klorida (NaCl)
KOMPOSISI BAHAN
NaCl 100%
SIFAT FISIKA DAN KIMIA:
Keadaan fisik dan
penampilan : Solid. (Bubuk kristal padat.)
Bau: Sedikit.
Rasanya: Asin.
Berat Molekul: 58,44 g / mol
Warna: Putih.
pH (1% soln / air): Netral 7
Titik Didih : 1413 ° C (2575,4 ° F)
Melting Point : 801 ° C (1473,8 ° F)
Spesifik Gravity: 2.165 (Air = 1)
Properti Dispersi: Lihat kelarutan dalam air.
Kelarutan: Mudah larut dalam air dingin, air panas. Larut dalam gliserol, dan amonia. Sangat sedikit larut dalam alkohol. tidak larut dalam Asam klorida.
Bau: Sedikit.
Rasanya: Asin.
Berat Molekul: 58,44 g / mol
Warna: Putih.
pH (1% soln / air): Netral 7
Titik Didih : 1413 ° C (2575,4 ° F)
Melting Point : 801 ° C (1473,8 ° F)
Spesifik Gravity: 2.165 (Air = 1)
Properti Dispersi: Lihat kelarutan dalam air.
Kelarutan: Mudah larut dalam air dingin, air panas. Larut dalam gliserol, dan amonia. Sangat sedikit larut dalam alkohol. tidak larut dalam Asam klorida.
PENANGANAN:
Kontak Mata:
Periksa dan lepaskan jika ada lensa kontak. Dalam kasus terjadi kontak, segera siram mata dengan banyak air sekurang-kurangnya 15 menit. Air dingin dapat digunakan. Dapatkan perawatan medis dengan segera.
Periksa dan lepaskan jika ada lensa kontak. Dalam kasus terjadi kontak, segera siram mata dengan banyak air sekurang-kurangnya 15 menit. Air dingin dapat digunakan. Dapatkan perawatan medis dengan segera.
Kontak Kulit :
Dalam kasus terjadi kontak, segera basuh kulit dengan banyak air sedikitnya selama 15 menit dengan mengeluarkan pakaian yang terkontaminasi dan sepatu. Tutupi kulit yang teriritasi dengan yg sesuatu melunakkan. Air dingin mungkin dapat digunakan pakaian.cuci sebelum digunakan kembali. benar-benar bersih sepatu sebelum digunakan kembali. Dapatkan perawatan medis dengan segera.
Dalam kasus terjadi kontak, segera basuh kulit dengan banyak air sedikitnya selama 15 menit dengan mengeluarkan pakaian yang terkontaminasi dan sepatu. Tutupi kulit yang teriritasi dengan yg sesuatu melunakkan. Air dingin mungkin dapat digunakan pakaian.cuci sebelum digunakan kembali. benar-benar bersih sepatu sebelum digunakan kembali. Dapatkan perawatan medis dengan segera.
Kulit Serius :
Cuci dengan sabun desinfektan dan menutupi kulit terkontaminasi dengan krim anti-bakteri. Mencari medis segera
Cuci dengan sabun desinfektan dan menutupi kulit terkontaminasi dengan krim anti-bakteri. Mencari medis segera
Inhalasi:
Jika terhirup, pindahkan ke udara segar. Jika tidak bernapas, berikan pernapasan buatan. Jika sulit bernapas, berikan oksigen. Dapatkan segera perhatian medis.
Serius Terhirup:
Evakuasi korban ke daerah yang aman secepatnya. Longgarkan pakaian yang ketat seperti kerah, dasi, ikat pinggang atau ikat pinggang. jika sulit bernapas, beri oksigen. Jika korban tidak bernafas, lakukan pernafasan dari mulut ke mulut.
Jika terhirup, pindahkan ke udara segar. Jika tidak bernapas, berikan pernapasan buatan. Jika sulit bernapas, berikan oksigen. Dapatkan segera perhatian medis.
Serius Terhirup:
Evakuasi korban ke daerah yang aman secepatnya. Longgarkan pakaian yang ketat seperti kerah, dasi, ikat pinggang atau ikat pinggang. jika sulit bernapas, beri oksigen. Jika korban tidak bernafas, lakukan pernafasan dari mulut ke mulut.
PERINGATAN:
Ini mungkin berbahaya bagi orang
yang memberikan bantuan lewat mulut ke mulut (resusitasi) bila bahan dihirup
adalah racun, infeksi atau korosif. Cari bantuan medis segera.
Tertelan:
JANGAN mengusahakan muntah kecuali bila diarahkan berbuat demikian oleh personel medis. Jangan pernah memberikan apapun melalui mulut kepada korban yang sadar. Longgarkan pakaian yang ketat seperti kerah, dasi, ikat pinggang atau ikat pinggang. Dapatkan bantuan medis jika gejala muncul.
JANGAN mengusahakan muntah kecuali bila diarahkan berbuat demikian oleh personel medis. Jangan pernah memberikan apapun melalui mulut kepada korban yang sadar. Longgarkan pakaian yang ketat seperti kerah, dasi, ikat pinggang atau ikat pinggang. Dapatkan bantuan medis jika gejala muncul.
SUMBER:
pa-contoh-msds/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar